Minggu, 08 Maret 2015

Cerita Rajutan Oma Ira

Beberapa hari lalu saya membaca sebuah notes di halte dekat atma, yang menyatakan 'Oma Ira telah berpulang ke rumah Bapa'. Sesungguh saya engga begitu mengenal sosok Oma Ira tapi dirinya sosok yang begitu melekat diingatan saya. 

Sewaktu awal kuliah di Atma sekitar tahun 2013, kalo lagi kuliah pagi,  saya melihat seorang oma yang udah duduk di halte. Kadang sedang makan bubur atau juga ngobrol sama orang. Di siang hari, saya melihat oma itu sedang merajut. Tentunya merasa penasaran, siapa coba oma ini. Kenapa tiap hari duduk di halte sambil merajut. Kadang ngeliat juga di toilet Atma.

Source: Group Rajutan Oma Ira

Sampai pada akhirnya saya mendapat jawaban dari media sosial sesama anak Atma yang menceritakan secara singkat bahwa Oma ini tinggal sendiri di sebuah rumah *yang saya bayangkan layak tapi ternyata tidak layak*, karna suami dan anaknya udah ga ada karna menjadi korban kerusuhan. Tiap pergi dan pulang, Oma Ira naik bus.

Penasaran itu telah terjawab dan beberapa hari kemudian, sepulang kuliah saya berkesempatan membeli hasil rajutan oma dan mendengar sendiri cerita yang sama dengan yang saya baca. Jepitan yang sejujurnya tidak begitu saya butuhkan dan saya hanya dapat membeli seadanya *maklum anak kuliahan*. 

Ga pernah saya liat Oma Ira minta-minta. Oma Ira hanya menawarkan barang dagangannya. Terkadang sekedar melempar senyum pada orang yang lewat. Sayangnya saya setelah itu ga pernah beli lagi dagangan Oma Ira dan juga tidak sempat ngobrol lagi.

Dan saya sebenernya bingung juga, kenapa semenjak tahun lalu udah ga pernah liat Oma Ira, dan begitu kaget ketika membaca notes di halte tadi. Saya pun baru tau, semenjak lama ada Closed Group Rajutan Oma Ira, yang menceritakan bagaimana kehidupan Oma Ira yang di tolong beberapa orang hebat. Orang-orang yang awalnya seperti saya, hanya lewat dan ngobrol sebentar dengan Oma Ira. Namum mereka punya jiwa besar untuk membantu Oma untuk memberikan penghidupan yang lebih layak meskipun terkadang mereka sendiri ribut dengan keluarganya karna sibuk memperhatikan Oma. Mereka berencana memindahkan Oma ke panti pada tanggal 1 Maret, tapi Tuhan mempunyai rencana lain yang lebih baik. 28 Febuari, Oma dipanggil Tuhan dalam keadaan tidur nyenyaknya tanpa merasakan kesakitan.

Entah mengapa, saya yang tidak begitu mengenal Oma Ira sungguh kehilangan sosok beliau. Sampe mellow bo, baca group sambil banjir aer mata. 

Rest in peace Oma Ira, senyuman manis dan cerita hidup yang membangkitkan semangat akan selalu saya kenang. Mudah-mudahan group yang menjadi gerakan sosial dapat terus berjalan dan semakin banyak orang yang terbantu.

Ada yang kebetulan pernah liat Oma Ira? :)



4 komentar:

  1. Ga pernah lihat Cell, tapi kok ya dalem banget yah :( Gw dah mewek ini. Huhu.. Peringatan ut lebih memperhatikan keadaan disekeliling :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa kan, salute buat mereka yang bersedia nolong walopun awalnya ga ada hubungan apa-apa

      Hapus
  2. Akuu pernh baca notesnya nih... :(

    Iy, ak salut banget sama oma ini, susah tapi tidak pernah minta" sama orang... Semoga Oma Ira dapat tempat terbaik di Surga ya, semoga oma Ira" lain nya yg dulu jadi korban kerusuhan 98 bs diberi penghiburan juga.. :)..

    BalasHapus
  3. ah baru baca blog ini. btw, kl minat, kita yg sempat bantu oma ira di akhir hidupnya.

    ada dikompilasi di buku ini
    https://www.bukukita.com/Non-Fiksi-Lainnya/Kisah-Nyata/148399-Rajutan-Oma-Ira.html

    kl mau, sy bisa kirimkan ke sis

    BalasHapus